MDA/DTA - MTI AIR BARU MANINJAU

MDA/DTA - MTI AIR BARU MANINJAU
LOKASI : BANGUNAN MADRASAH, Alamat : Jorong Pasar Maninjau, Jalan H. Udin Rahmani, Gang Air Baru Maninjau, Kode Pos 26471

Rabu, 28 November 2012

Bagaimana Cara Kita Menyikapi Sekolah Mengaji Untuk Anak Kita ?

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Puji syukur hanya untuk Allah swt, shalawat buat Rasulullah saw.

Pernahkah kita merenung, mematut-matut diri seandainya kita tidak pandai shalat ? Tidak hafal bacaan-bacaannya, tak mengerti sama sekali dengan gerakannya ? Lalu sekarang dengan kesadaran penuh kita hanya menuai hasil ternyata kita telah pandai menunaikannya. Siapa yang berperan dalam hal ini ? Siapa yang mengajarkan kita ? Siapa lagi dinataranya kalau bukan guru sekolah mengaji ( tentunya bagi kita yang memang pernah masuk sekolah mengaji ), guru kala dulu kita duduk dibangku pendidikan yang belakangan bernama MDA/DTA. Disana kita belajar tentang bacaan iftitah, al-Fatihah. Masih ingatkah kita gemuruh suara kanak-kanak kita bersama teman-teman yang lain melantunkan bacaan-bacaan hafalan ayat pendek sehingga bacaan itu hari ini menjadi bacaan yang selalu kita baca kala shalat. Ah, sungguh luar biasa dan mengesankan masa-masa itu yang sekarang mungkin kita sulit untuk mengingat keseluruhannya.

Ingatkah kita kala kita dikumpulkan dalam ruangan untuk melaksanakan praktek ibadah langsung secara berjama'ah, diperintah azan yang mungkin kita saling tolak menolak antara yang satu dengan yang lain, atau malah saling berebut . Dibariskan dengan shaf yang rapi oleh guru mengaji kita untuk menunaikan shalat berjama'ah ? Sungguh luar biasa.

Ya, itulah produk sekolah mengaji. Madrasah yang telah terbukti keampuhannnya dalam menanamkan keilmuan bagi kita hingga mampu kita aplikasikan dalam kehidupan. Karena pembelajaran yang kita peroleh sarat dengan apilkasi. Istilah sekarangnya disebut praktek ibadah. Hal tersebut masih di jalankan oleh guru mengaji sekarang. Para anak didik diajarkan shalat bukan sekedar teori, tapi pengaplikasian langsung. Makanya nilai-nilai shalat itu cepat ditangkap, sehingga secara umum tidak ditemukan anak jebolan sekolah mengaji yang tidak pandai shalat.

Sudah sedemikian tingginya manfaat yang kita dapatkan dari sekolah mengaji, dan manfaat itupun kita dapat merasakannya. Tapi entah mengapa, sekolah mengaji tampaknya sama sekali tidak mengalami perubahan ke arah kemajuan yang signifikan, jalan di tempat. Mulai dari perhatian untuk membangunnya secara kontinue menjadi sekolah yang memiliki daya tarik dan mutu yang tinggi, walaupun secara hakikat mutunya tak perlu dipertanyakan. Hingga perhatian untuk memberi dorongan pada anak kemenakan kita agar menjadikan sekolah mengaji sebagai sekolah yang di cintai, termasuk bagaimana cara kita menyikapi posisi sekolah mengaji.

Sederhana contohnya, bandingkan perhatian kita terhadap pendidikan anak kita, antara kebutuhannya di Sekolah Dasar (SD) formal dengan kebutuhannya di sekolah mengaji, bagaimana cara kita memenuhinya. Sekali lagi bandingkan bagaimana cara kita menyikapi, jika terdapat dua kegiatan yang berbenturan antara kebutuhan  SD dengan sekolah mengaji, mana yang kita prioritaskan. Sebagai permisalan, sore hari anak kita harus mengaji, eh, tak disangka, datang kebijakan insidentil sekolah dari SD tempat anak kita belajar bahwa mereka harus sekolah sore untuk mengejar ketertinggalan satu minggu. Dalam posisi ini, mana yang kita prioritaskan ? Apakah memerintahkan anak kita untuk hadir pada sekolah sore di SD yang aturannya datang belakangan, lalu dengan santai tanpa beban datang kesekolah mengaji dan minta izin pada guru mengajinya, " Ustadz, anak saya dalam satu minggu ini tidak bisa hadir mengaji, karena ada sekolah sore di SD,". Atau kita datangi guru SD-nya lalu mengatakan, " Maaf buk, kalau sekolah sore nampaknya anak saya tidak bisa ikut, sebab setiap sore mereka belajar mengaji, ". Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

Yang jelas, secara kasuistik, yang paling sering ditemukan di lapangan, jika ditemukan ada anak mengaji yang tidak hadir, ketika ditanya oleh guru mengaji mengapa tidak hadir ? Paling-paling jawabannya, ada kegiatan sekolah di SD untuk persiapan acara perpisahanlah, latihan drumben di SD lah, dan segala macam yang intinya sekolah mengaji hanyalah pilihan terakhir jika tidak ada lagi kegiatan. Dengan cara seperti itu lalu kita telah pula merasakan telah mendidik anak menjadi shaleh. Naif.

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar